Kamis, 03 September 2020

# Lomba # Wisata

Kebelet Piknik? Yuk ke Candi Gedongsongo

Kebelet piknik? 
Kalau memang sudah kebelet piknik dan sudah tidak bisa ditahan lagi, yuk jalan-jalan ke kawasan Bandungan. Menguapkan penat dan jenuh setelah beberapa bulan melakukan aktivitas dari rumah. Memang sih, ada tour virtual. Tapi ya itu, lagi asyik-asyiknya nonton eh ditelikung sinyal dan berhitung dengan kuota. Makanya, kebeletnya tidak bisa dituntaskan.
Berhubung saat ini masih berada pada masa adaptasi kebiasaan baru, maka tujuan wisata yang paling cocok adalah wisata di alam terbuka. Dan wisata sejarah adalah salah satu alternatif yang menyenangkan. Mari mengusir bosan sembari menabung kenangan. Kita ke Candi Gedongsongo ya.... 

Candi Gedong Songo 
Situs Candi Gedongsongo berlokasi di Dusun Darum, Candi, Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Butuh waktu sekitar satu jam berkendara dari ibukota Jawa Tengah. Kompleks candi ini berdiri di atas bukit yang mempunyai ketinggian antara 1200-1300 meter dpl. Tak heran hawa sejuk langsung menyergap saat memasuki kawasan ini. 
Pintu gerbang kompleks candi Gedongsongo (foto pribadi)
Candi Gedongsongo masuk dalam cagar budaya berdasar Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata RI No PM24/PW.007/MKP/2007. Sebagai bangunan cagar budaya maka keberadaannya dimanfaatkan untuk kepentingan agama, sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan pariwisata. 
Merunut keterangan, Candi Gedongsongo merupakan candi Hindu berdasarkan ciri arsitekturnya. Kompleks Candi Gedongsongo terdiri lima kelompok candi yang terpencar-pencar, yaitu candi I, II, III, IV, dan V. Penomoran berdasar letaknya yaitu mulai dari yang terendah sampai candi yang tertinggi. Candi I, II, IV, dan V masing-masing terdiri atas satu candi. Sedang candi III terdiri atas tiga candi. Bahan pembuatan candi berupa batu andesit, namun pada Candi II, IV, dan V batunya agak putih, kemungkinan dipengaruhi oleh belerang, mengingat lokasi candi tersebut berdekatan dengan mata air panas. Aih, ternyata untuk menentukan suatu candi yang dianggap sudah tua, patokannya adalah apabila candi tersebut memiliki bentuk tambun dengan memakai hiasan yang lebih sederhana. 

Kelompok Candi I. Berada pada ketinggian 1260 m dpl. Letaknya paling dekat dengan pintu masuk Kompleks Candi Gedongsongo. Kelompok Candi I hanya terdapat sebuah bangunan yang masih utuh dengan arah hadap ke barat. 
Candi Gedong I (foto:pribadi)
Kelompok Candi II. Letaknya 1270 m dpl, letaknya sekitar 337 m ke arah barat laut kelompok Candi I. Ada dua buah Candi yaitu Candi IIA yang terbesar dan Candi IIB yang berhadapan dengan Candi IIA. Namun bentuk bangunan Candi IIB tidak diketahui karena yang tersisa hanyalah bagian batu saja. 

Kelompok Candi III. Berada pada ketinggian 1298 m dpl, jaraknya 118 m dari Candi II. Terdiri atas 3 bangunan candi yang masih utuh yakni Candi IIIA, IIIB, dan IIIC. Candi IIIA bangunannya paling besar menghadap barat. 

(foto:Emi Tri)
Kelompok Candi IV. Berada pada ketinggian 1300 m dpl, jaraknya 220 m ke arah barat kelompok Candi III. Berdasar susunan bangunannya kelompok Candi IV dibagi menjadi 2 bagian yakni bagian utara dan bagian selatan. Bagian utara terdiri 4 bangunan dan di bagian selatan terdapat 9 bangunan. Bangunan yang masih berdiri utuh di antara kedua bangunan tersebut adalah bangunan di bagian selatan yang merupakan candi induk kelompok IV. Candi induk inilah yang disebut sebagai Candi IV. 

Kelompok Candi V. Berada pada ketinggian 1310 m dpl, berjarak kurang lebih 507 dari kelompok Candi I. Pada kelompok Candi V terdapat 2 buah halaman yang tidak sama tingginya. Pada halaman pertama terdapat 2 reruntuhan candi yang posisinya mengapit satu candi yang masih berdiri. Sementara di halaman kedua terdapat 3 reruntuhan candi. 

Untuk bisa masuk kawasan candi pengunjung cukup merogoh kocek Rp 10.000,oo/orang dan bisa menikmati keindahan dan keagungan peradaban masa lampau ini dari jam 08.00 – 17.00 
Candi Gedong I
Sedikit tips, karena jalanan menuju candi cukup menanjak, hindari memakai alas kaki berhak tinggi. Dan karena jarak antar candi lumayan jauh maka perlu stamina ekstra untuk bisa mengunjungi seluruh candi. Namun jika ingin menghemat tenaga, pengunjung bisa menyewa kuda mengelilingi area candi. Menyenangkan, bukan? 

Hal lain yang perlu diperhatikan, saat mengunjungi kawasan cagar budaya ini kita harus tetap menjaga kebersihan, tidak diperkenankan memanjat bangunan candi, tidak melakukan aksi corat-coret, dan tidak merokok. 

Ayanaz
Masih di kompleks Candi Gedongsongo, ada area spot foto cantik : Ayanaz. Diluncurkan pada pertengahan tahun 2018, tak butuh lama untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Apalagi kalau bukan untuk pepotoan. Nyaris setiap pengunjung melakukan ritual cekrek-cekrek. Wajar jika slogan “Tak Ada Tempat Seindah Ayanaz” tertulis di dekat pintu masuk. 
Ayanaz (foto:pribadi)
Biaya masuk spot foto Ayanaz Rp 20.000,oo untuk dewasa, sementara anak-anak dipungut tarif Rp 10.000,oo (th 2019). Buka sejak pukul 8 pagi hingga 5 sore. Di dalam area ini terhampar bermacam spot foto yang memanjakan. Sangkar (dome), balon udara, gelembung balon, underwater sofa dan lainnya. Khusus untuk gelembung balon, dikenakan biaya tambahan Rp 5.000,oo.Setiap spot foto di Ayanaz ditata apik dan kekinian. Apalagi balon udara warna-warni bak berada di Cappadocia Turki.
Spot foto bubble (foto:pribadi)

Spot foto balon udara (foto:pribadi)
Sedikit tips, jika ingin mendapatkan foto yang bagus disarankan datang pagi karena cahaya mentari tidak terlalu menyilaukan. Jadi posemu lebih cantik tertangkap layar kamera. 
Oiya, karena semakin siang pengunjung semakin banyak dan ingin mengabadikan setiap spot foto yang tersedia, maka diperlukan tepa slira. Bergantian ya dalam menggunakan wahana yang ada. 
(foto:pribadi)
Dan yang perlu diingat, pandemi belum berakhir. Meski keran wisata sudah mulai dibuka, bukan berarti pengunjung merasa bebas dan seenaknya lalu abai dengan protokol kesehatan. Tuntaskan saja rasa kebeletnya dengan berwisata namun tetap menjaga gaya hidup sehat dan mematuhi aturan kesehatan saat berada di luar rumah apalagi saat berwisata. Yakni selalu mengenakan masker, mengecek suhu tubuh, mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga jaga jarak aman, dan siapkan juga hand sanitizer. Akan lebih baik jika mengenakan busana lengan panjang. 
Selamat bertamasya. Indonesia, bagus! 
sumber:Kemenkes RI

 

2 komentar: