Selasa, 27 Februari 2018

Menyelaraskan Suasana, Menaikkan Mood

Februari 27, 2018 0 Comments
Angka. Bukan sekedar susunan 0 sampai 9. Lebih dari itu, hampir semua aspek kehidupan berhubungan dengan angka. Demikian juga warna, bukan sekedar hitam dan putih. Jika angka yang kadang njelimet membuat mood saya berkurang, maka bermain warna bisa menyelaraskan mood. Apa sebab? Aktivitas harian saya berhubungan dengan angka. Hitungan matematika adalah salah satunya. Untuk yang satu ini, dituntut kejelian dan ketelatenan agar soal yang sedang dikerjakan menemukan jawaban. 



Penggunaan alat bantu hitung memang diperlukan untuk mengecek kebenaran hitungan. Pada beberapa kesempatan kegiatan belajar mengajar bersama sahabat kecil saya, terkadang jawaban yang saya peroleh berbeda dengan mereka, maka alat bantu hitung adalah rujukan terakhir.

Akivitas lain yang berhubungan dengan angka adalah khazanah pengetahuan baru bagi saya. Belajar menghitung dengan merode ephemeris untuk memperkirakan terjadinya gerhana, waktu sholat, awal dan akhir bulan menurut kalender Komariah. Hitungan ini sepenuhnya menggunakan alat bantu hitung, kalkulator. Sengaja tidak menggunakan bantuan aplikasi, agar kemampuan menghitung bisa terasah. Bayangkan! Hitungan yang saya hadapi bukan sekedar penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dari kombinasi angka 0 sampai 9. Tetapi hitungan yang melibatkan sinus, cosinus, tangent, cotg. Selain menghapal rumus, juga menghapal istilah yang mengharuskan berkali-kali membuka buku. Interpolasi, fraksi iluminasi, sabak bulan, sabak matahari, asensio rekta dan istilah lain yang masih asing di telinga. 

Nah, aktivitas seperti ini akan terasa monoton, menjemukan apalagi jika tak juga berhasil menemukan jawaban, fyuh bisa uring-uringan. Maka perlu kiat-kiat yang membuat hitungan menjadi sesuatu yang menyenangkan. 

Sumber : Casio
Pernak-pernik Alat Tulis yang Menarik 
Saat duduk di sekolah menengah pertama, seorang guru menganjurkan untuk menggambar kartun, mewarnai, dan menyampuli buku dengan warna dan gambar yang menarik. Buku pekerjaan rumah yang semula putih bergaris hitam pun berangsur berwarna. Gambar kartun kecil di sudut kiri atas lembar buku pun menjadi magnet tersendiri saat belajar. Waktu berlalu, kini pernik alat tulis tak lagi monoton. Cover buku yang menarik, garis-garis berwarna, dan lembaran putih berhias gambar. Bentuk yang menarik ini pun mampu menaikkan mood dan hitungan tak lagi membosankan. 



Tempat Kerja yang Tidak Monoton 
Menghitung memang pekerjaan yang membutuhkan keseriusan. Tetapi bukan berarti tegang. Bisa-bisa emosi yang muncul. Nah, saya biasa bekerja dengan meja lipat pendek. Jika ingin menghitung atau menulis sambil nonton tivi, tinggal menggelar meja di depan tivi. Menghitung sambil melihat hilir mudik orang lewat, tinggal memindah meja ke ruang depan. Kemana pun mood membawa, dituruti saja. Lipat meja, lalu gelar di tempat yang mengasyikkan. Aktivitas nomaden ini bisa mengatasi kejenuhan. 

Camilan-camilan 
Bukan wajib, tapi harus. Haha...Saya menyediakan toples kecil. Isinya bisa bermacam. Kadang permen, kacang, atau kriuk-kriuk lain. Bahkan ubi jalar goreng, tempe mendoan atau tempe gembus juga menemani. Mengapa? Kadang saat sedang asyik menulis atau menghitung kita lupa mengisi perut. Selain makan (jika sudah waktunya lapar), bisa jadi camilan menjadi pendamping yang asyik. Tapi jangan terlalu banyak. Maka sediakan toples atau wadah kecil. 



Stop! Waktunya Istirahat 
Stop! Beri waktu otak dan badan untuk istirahat. Terkadang rasa penasaran karena hitungan salah melulu membuat saya penasaran. Kok enggak ketemu sih jawabannya. Padahal sudah dihitung sesuai rumus, diulang berkali-kali masih salah juga. Nah ini pertanda waktunya istirahat. Dipaksa-paksakan juga tak tetap tak menemukan jawaban. Tutup buku, bangkit lalu mengerjakan aktivitas rumah lain. Berapa lama? Sesuaikan dengan kondisi dan mood. Badan segar, berpikir pun lancar. 

Kiat-kiat sederhana itu memang bisa membuat suasana hati lebih menyenangkan. Mood memang mempengaruhi aktivitas, apalagi saya. Moody, tergantung kondisi dan situasi. Mirip dengan yang disebutkan dalam KnowYourColour. Ungu! Unik dan punya karakter yang berubah-ubah secara drastis. 
Hmm... ngomongin warna dan angka, sepertinya tak bisa jauh-jauh dari Casio. Dan kali ini CASIO My Style menambah koleksi dengan beragam warna. Sebagai Colorful Calculator, pilihan warna bisa disesuaikan dengan keinginan kita. Bagaimanapun warna mempengaruhi psikis.



Menurut sebuah sumber, ungu merupakan warna dingin yang memberikan suasana sejuk. Warna ungu menciptakan perasaan tenang dan aman
Nah, jika kamu penasaran dengan warna warni Casio Colorful Calculator, bisa cek mataharimall.com dan gunakan promo kode CASIOBLOGND91Y85. Pilih warnanya dan bawa pulang. #CasioMyStyle

Minggu, 18 Februari 2018

Mendoan, Oleh-oleh Khas Purwokerto

Februari 18, 2018 5 Comments

Minggu lalu saya dapat oleh-oleh dari Purwokerto. Dilihat dari kemasannya saya menebak pasti gethuk goreng Sukaraja karena terbungkus besek (wadah dari bambu). Tapi setelah dibuka, ulala...ternyata isinya masih terbungkus daun pisang. Di dalam besek juga disediakan sebotol sambal kecap dan tepung serba guna. Ehm... apa ya? Saya membaca lembar petunjuk. Dan... ouch, ternyata si penggoda lidah: Tempe. 


Baru kali ini saya mendapat oleh-oleh tempe yang masih terbungkus daun –belum matang- lengkap dengan tepung untuk menggoreng dan sambal kecap. Biasanya saya membeli tempe mendoan matang di lapak-lapak penjual aneka gorengan, karena membuat tempe mendoan sendiri, rasa dan rupanya tak seenak dan seelok bila dibandingkan dengan membeli. Satu besek berisi 10 bungkus tempe. Setiap bungkus terdiri dari 2 lembar tempe tipis dan lebar, kira-kira seukuran kartu pos.
Sebelum dieksekusi menjadi gorengan lezat, tempe dijejer / iler di meja dalam keadaan tetap terbungkus. Mungkin menunggu proses fermentasi berlangsung optimal. Sesuai dengan petunjuk, tempe baru bisa digoreng keesokan harinya. Jika tidak digoreng pada hari tersebut,tempe yang masih terbungkus daun dimasukkan kulkas dan tempe masih bisa bertahan sampai dua hari ke depan. 



Nah, waktunya menggoreng tempe mendoan. Tepung berbumbu diencerkan dengan air. Sebagai pelengkap dan menambah cita rasa, bisa tambahkan onclang yang diiris tipis. Lalu tempe dimasukkan dalam adonan tepung dan digoreng deep frying dalam minyak panas sreng... cukup setengah matang, angkat lalu tiriskan. Tempe mendoan hangat siap disantap. Dinikmati bersama gigitan cabe menambah kelezatan, dicocol dengan sambal kecap pun lezat.

Karena  tempe yang belum matang masih banyak, maka saya mencoba menggoreng tempe dengan berbagai variasi. Digoreng jadi mendoan, digoreng begitu saja tanpa balutan tepung pun tak kalah lezat. Makin lezat jika dinikmati selagi panas. Kriuknya terasa. Ada juga yang saya goreng dengan balutan tepung encer dan tipis. Rasa dan rupa seperti tempe keripik. Ah, yang namanya tempe memang menggoda lidah. 



Eh tapi, mengapa ya bisa dinamakan Mendoan? Ternyata nama Mendoan berasal dari kata “mendo” yang artinya setengah matang. Makanya proses penggorengannya pun setengah matang. Oleh-oleh ini gampang didapatkan di warung-warung tradisional di wilayah eks karesidenan Banyumas. Praktis, karena kita bisa memberinya dalam kondisi tempe belum matang sempurna, sehingga bisa dijadikan oleh-oleh. Selain itu tambahan sambal kecap dan tepung bumbu juga memudahkan untuk mengeksekusinya menjadi hidangan yang lezat disantap menemani secangkir teh.

Jumat, 02 Februari 2018

Batuk? Ramuan Alami Ini Boleh Dicoba

Februari 02, 2018 2 Comments

Batuk. 

Penyakit ini sepertinya akrab dengan semua orang. Tidak mengenal usia apalagi strata. Sepertinya semua orang pernah mengalaminya. Mau sekedar batuk ehm-ehm atau uhuk-uhuk. Agak menjengkelkan sih sebenarnya, tapi apa mau dikata. Saat virus jalan-jalan mencari mangsa, eh kondisi tubuh tidak dalam keadaan prima ditambah cuaca yang tak menentu. Bisa ditebak dong, virus langsung ngekos tanpa permisi. 

Saya salah satu makhluk yang akrab pula dengan si uhuk, meski tidak sering datang. Sayangnya saya takut ke dokter karena ujung-ujungnya disuruh minum obat. Untuk urusan minum obat,  saya paling malas.

Nah, al kisah suatu saat si uhuk datang menyerang. Baru gejala enteng, saya cuma mengandalkan kerokan. Biasanya kerokan bisa meringankan penderitaan, eh batuk kali ini ternyata kebal dengan minyak angin. Batuk makin menjadi-jadi, kerokan tak mempan mengusirnya. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli obat batuk yang dijual bebas di apotek. Saya membeli obat batuk yang manjur seperti iklannya. Tapi bukannya bablas, si uhuk masih menampakkan kewibawaannya. Tak kuasa melawan, saya membeli obat batuk merek lain. Obat kedua ini pun tak berkutik melawan batuk, meski diminum sesuai dosis. Akhirnya obat ketiga pun dibeli. Hasilnya? Tak berbeda jauh. 

Akhirnya saya putuskan berobat ke dokter. Tapi belum sempat melangkah, ada saudara datang dari desa. Saat asyik mendengarkan obrolan, tiba-tiba si uhuk-uhuk mendemonstrasikan kegagahannya. Ditahan-tahan tak bisa, lolongan batuk berat malah makin keras. Melihat saya kempis-kempis karena batuk *halah bahasa apa ini, Lik Ngatiyem-saudara saya, langsung memberi resep batuk andalannya. Ramuan yang mujarab mengobati batuk yang membandel. Katanya, ramuan ini murah, mudah, manjur. Coba saja, katanya sambil mengacungkan jempol. Mantab! *sssttt, rahasia. 




Ternyata resepnya sangat sederhana : jahe, kunir/kunyit, sereh, asem, kayu manis, gula batu atau gula aren. Caranya pun sangat mudah. Jahe dan kunir dibersihkan lalu diiris-iris, sereh, kayu manis dicuci bersih. Takarannya? Dikira-kira sendiri deh. Jika semua bahan sudah siap, masukkan ke dalam kendil atau panci tambahkan air lalu jerang di atas api. Tunggu sampai mendidih. Jika sudah matang, ramuan siap dinikmati. Jangan lupa saring terlebih dahulu jika ingin menikmatinya dan sebaiknya diminum selagi hangat. Mencium uapnya, sudah terbayang rasanya. Dan ternyata uap yang menguar tak menghianati rasanya. Padu padan manis, asam, hangat dan rasa rempah nikmat dan segar disruput sluuurp. Saya minum tiga kali sehari selama kurang lebih 3-4 hari. Alhamdulillah batuk reda dan pamitan menghilang. Selain sebagai pereda batuk, ramuan ini enak juga untuk wedangan. 




Meskipun sederhana, namun ramuan ini kaya manfaat lho. La wong ada rempah-rempahnya. Ini nih manfaat masing-masing bahan yang digunakan.

Jahe
Rimpang ini berfungsi untuk menghangatkan badan. Selain itu digunakan untuk mengatasi batuk. Dari berbagai sumber diketahui bahwa jahe juga bisa digunakan untuk meredakan pusing, meredakan mual karena aromanya yang kuat, memperkuat daya tahan tubuh dan segudang manfaat lainnya. 

Kunir/ kunyit  
Selain sebagai bahan pelengkap makanan karena memiliki cita rasa dan warna yang khas sehingga digunakan sebagai bumbu dapur, kunyit juga kaya manfaat. Meringankan rasa sakit saat menstruasi, tukak lambung, dan maag. 

Sereh 
Jenis rumput ini juga sering digunakan untuk penyedap rasa. Beberapa sumber menyebutkan, sereh memiliki beragam manfaat obat yang bersifat anti bakteri, anti mikroba dan anti jamur. Selain itu sereh juga diolah untuk diambil minyak atsirinya dan selanjutnya digunakan untuk keperluan aromaterapi dan minyak gosok. 

Kayu Manis 
Rempah yang satu ini digunakan sebagai penyedap setup pisang. Tapi manfaatnya tak sekedar itu. Salah satu sumber menyebutkan, kayu manis adalah jenis rempah yang serba guna. Ada yang memanfaatkan sebagai pengawet alami, untuk pengobatan tradisional bila terkena deman atau influenza bahkan untuk menurunkan kolesterol.

Asam 
Orang menyebutnya sebagai asam jawa. Rasanya masam tapi segar. Tak hanya digunakan sebagai bumbu pada masakan sayur asam dan pempek. Nyatanya asam banyak digunakan untuk obat. Ada yang menggunakannya sebagai obat sariawan, sebagai campuran untuk obat batuk seperti yang saya praktekkan, menyembuhkan luka, mengobati jerawat, bahkan bisa digunakan untuk kecantikan karena membuat kulit cerah. 

Gula Batu 
Sering digunakan sebagai pengganti gula pasir. Gula batu rasa manisnya lembut. Salah satu sumber mengatakan bahwa gula batu menjadi sumber energi yang mampu membuat tubuh menjadi cepat pulih. Nah jika tak menemukan gula batu, maka bisa diganti dengan gula aren. Gula aren juga tak kalah hebat loh manfaatnya karena meningkatkan daya tahan tubuh. Jika daya tahan tubuh prima, tak mudah sakit kan. 



Tertarik untuk mencoba ramuan pereda batuk? Silakan.