Kamis, 19 April 2018

Ngangsu Ilmu di Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1439 H

April 19, 2018 8 Comments

sumber:MoonConnection.com
Rabu 18 April kemarin, saya mengikuti Lokakarya Imsakiyah Ramadhan 1439 H/ 2018 M yang diselenggarakan oleh LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) bekerja sama dengan Program Studi Magister Ilmu Falak Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Walisongo Semarang. Acara ini diadakan di ruang sidang Pasca Sarjana kampus 1 UIN Walisongo. 
Jujur saja saya minder banget duduk di antara mahasiswa S1, S2, dan S3 yang didominasi jurusan Ilmu Falak. Selain mahasiswa hadir pula tamu undangan yang berasal dari dinas terkait seperti Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lingkup kota Semarang, Pengadilan Agama, perwakilan Kantor Wilayah Kementrian Agama Jawa Tengah, wakil Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Pimpinan Cabang Nahdhatul Ulama, media cetak dan media elektronik. Maka jadilah saya “pupuk bawang” di acara nan ilmiah ini. 
Tapi demi ngangsu kawruh tentang imsakiyah ini, enyah dulu deh rasa mindernya. 

Rektor UIN Walisongo
Acara dimulai pukul 9 pagi. Usai pembukaan dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua LPPM UIN Walisongo, Sholihan. Dalam sambutannya ketua LPPM ini menyatakan bahwa lokakarya yang diselenggarakan menyambut bulan Ramadhan 1439 H, untuk memberi informasi mengenai penentuan awal Ramadhan serta jadwal sholat. 
Rektor UIN Walisongo, Muhibin, dalam sambutannya menyatakan bahwa lokakarya imsakiyah adalah sebuah tradisi yang diselenggarakan oleh UIN Walisongo. Acara ini diselenggarakan rutin setiap tahun dan diharapkan menjadi rujukan bagi masyarakat khususnya Jawa Tengah dalam mengetahui waktu sahur, berbuka serta jadwal sholat. Usai sambutan rektor, acara dilanjutkan dengan penyampaian materi dalam dua sesi. Sesi pertama diisi oleh mahasiswa S2 Ilmu Falak, M. Farid Azmi yang menyampaikan Metode Hisab berdasar Kitab Ad Durrul Aniq. Sementara M. Syaoqi Nahwandi menyampaikan materi Pengaplikasian Algoritma Jean Meeus dalam Hisab Awal Waktu Sholat. 

Pada sesi kedua diisi oleh Slamet Hambali dan Ahmad Izzudin. Slamet Hambali yang merupakan dosen sekaligus praktis Ilmu Falak di kampus UIN Walisongo menjelaskan jadwal imsakiyah untuk Ramadhan 1439 H serta waktu sholat yang dihitung dari berbagai ketinggian. 
Sementara Ahmad Izzudin, Ketua Prodi S2 Ilmu Falak menyampaikan materi Jadwal Imsakiyah yang Berbasis Unity of Science. Sebagai pengantar Ahmad Izzudin menyampaikan bahwa setiap memasuki awal puasa Ramadhan masyarakat seringkali mendapatkan banyak selebaran jadwal imsakiyah dengan berbagai sponsor, namun tidak jelas sumber yang bertanggung jawab. Mengingat jadwal imsakiyah ini penting untuk digunakan sebagai pedoman memulai waktu puasa dan mengakhiri puasa di samping di dalamnya terdapat jadwal shalat lima waktu yang ditambah awal waktu dhuha dan terbit matahari. Dengan demikian maka mendasari imsakiyah yang dapat dipertanggungjawabkan menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa diabaikan. 

Dalam paparannya, Izzudin juga menambahkan beberapa poin penting bahwa lokakarya adalah sebagai bahan evaluasi dan kalibrasi : 

  • Lokakarya imsakiyah sebenarnya hanya cukup untuk evaluasi data jadwal shalat yang ada.
  • Mengingatkan kepada masyarakat muslim untuk melakukan kalibrasi terhadap jam dinding yang dipergunakan untuk jadwal imsakiyah. Karena perbedaan kumandang azan sebagai tanda awal masuk waktu shalat yang berbeda-beda di masyarakat tidak seutuhnya karena perbedaan menggunakan sumber jadwal shalatnya.
  • Konten yang dirumuskan dapat mengayomi masyarakat muslim yakni terkait pedoman baku yang harus dipertimbangkan dalam membuat jadwal imsakiyah.
Dan simpulan awal bulan Ramadhan 1439 H menurut kriteria MABIMS adalah Kamis Pahing, 17 Mei 2018. namun kepastiannya tetap menunggu sidang itsbat pemerintah

foto:UIN WALISONGO
 Acara ditutup dengan sesi foto bersama pemateri dan seluruh peserta lokakarya
Alahmdulillah, meski ilmu saya sangat cetek dan terbatas namun lokakarya ini menambah khazanah pengetahuan bagi saya. Semakin saya belajar, semakin saya sadar masih banyak ilmu yang belum dipelajari.

Rabu, 11 April 2018

Sate Jamur, Ketika Jamur Tiram Bersalin Rupa

April 11, 2018 0 Comments


Sekali tempo jamur tiram bersalin rupa. Yang semula putih bersih bersalin menjadi coklat.menggoda. Soal rasa jangan ditanya. Enak, gurih, kenyal sekaligus empuk.

Melalui kegiatan pelatihan pengolahan makanan sehat dan bergizi yang diselenggarakan di balai Kelurahan Purwosari, jamur disulap menjadi menu sehat nan lezat. Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan ibu-ibu di wilayah Kelurahan Purwosari, sebagai usaha untuk pemberdayaan perempuan. Selain itu melatih ibu-ibu untuk mengenalkan variasi olahan bahan pangan menjadi menu sehat. Ke depannya bisa juga dijadikan bisnis yang menjanjikan.

Ada tiga bahan pangan yang diolah menjadi menu istimewa. Ketiga bahan utama ini mudah diperoleh di pasar tradisional dengan harga yang relatif terjangkau. Selain itu, bumbu yang dipakai juga mudah didapatkan, enggak neko-neko. Tiga bahan tersebut adalah jamur tiram, bandeng, dan jagung. Jamur tiram bersalin menjadi sate jamur, bandeng dimasak menjadi otak-otak bandeng, sementara jagung manis diolah menjadi puding jagung. Peserta yang mengikuti pelatihan dikelompokkan berdasarkan undian. Dan alhamdulillah, saya kebagian untuk menjajal membuat sate jamur. Sesuatu yang baru bagi saya.


Bahan dan cara pengolahan sederhana. Bahan utamanya yaitu jamur tiram. Untuk bumbunya terdiri atas kacang tanah (digoreng), gula jawa, gula pasir, bawang putih, bawang merah, cabe rawit hijau/ merah, kecap, garam secukupnya dan tentu saja tusuk sate dan arang untuk membakar.

Cara pembuatannya, jamur dicuci bersih lalu ditiriskan. Kukus jamur selama ± 10 menit. Setelah sepuluh menit, angkat lalu tiriskan lagi sembari diangin-anginkan agar kandungan airnya berkurang. Tunggu sampai dingin. Jamur yang telah dingin lalu dipotong memanjang dan ditusuk dengan tusuk sate. Agar jamur tidak terlepas saat dibakar, maka saat saat menyusun irisan jamur pada tusuk sate dengan cara diputar, sehingga hasilnya lebih rapi. Setelah itu sate dikukus kembali selama ± 30 menit lalu angkat dan tiriskan kembali. Tunggu sampai dingin.



Sambil menunggu jamur dingin, siapkan bumbu kacang. Caranya, kacang tanah goreng, cabe dan bawang putih digiling halus lalu direbus dengan air. Tambahkan gula jawa, gula pasir, dan garam. Masak sampai bumbu matang sempurna, atau sekitar 20 menit, lalu dinginkan.

Nah, saatnya mengeksekusi menjadi sate jamur.


Ambil sedikit bumbu kacang, encerkan dengan sedikit air. Celupkan sate lalu bakar sambil dibolak-balik agar tidak gosong. Bakar sampai setengah matang. Dinginkan. Setelah itu, celupkan kembali pada bumbu yang agak kental, tambahkan sedikit kecap lalu bakar kembali sampai matang dan berwarna kuning kecoklatan. Sate jamur tiram siap disajikan bersama sambal kacang atau bisa juga dengan sambal kecap.


Sebenarnya jarum tiram cukup akrab dengan kita. Jamur ini sering dijumpai sudah dalam bentuk kemasan dan dijual dengan harga yang terjangkau. Jamur tiram merupakan jenis jamur yang memiliki ciri berwarna putih, ukurannya cukup lebar, dengan sedikit cekungan di tengahnya. Jamur ini dimanfaatkan sebagai bahan pangan, diolah menjadi jamur crispi (keripik jamur), tumis jamur maupun sebagai bahan sup dan tentu saja sate jamur.

Jamur tiram banyak dibudidayakan pada media tanam serbuk kayu. Banyak sumber menyebutkan manfaat jamur tiram sebagai bahan pangan sumber protein, penurun kadar gula, anti alergi, dan manfaat kesehatan lain. Segudang manfaat jamur tiram didukung dengan inovasi dan kreasi dalam mengolah jamur tiram, menjadikan jamur ini sebagai salah satu menu andalan makanan sehat bergizi dan tentu saja lezat.

Penasaran ingin mencoba mengolah jamur tiram menjadi sate jamur? Mangga....