Kamis, 29 November 2018

Menikmati Inspirasi dalam Seporsi Ayam Rekoso

November 29, 2018 2 Comments
Ke Surabaya naik kereta 
Singgah sebentar ke Lamongan 
Ku sapa engkau saudara 
Meski hanya lewat tulisan 
Itu pantun bukan sekedar pantun basa basi, karena pada dasarnya saya memang mampir ke Lamongan sebelum ke Surabaya. 
Mumpung singgah sesaat di kota Lamongan, afdholnya menyantap kulinernya. Maksud hati ingin menikmati soto Lamongan yang terkenal enak, apa daya saya malah diajak makan ke kedai kekinian Ayam Rekoso di Jl. Kombespol M Duriyat Lamongan. 

Saat pertama membaca namanya, saya malah mikir kok dinamakan Ayam Rekoso, sih? Bukankah nama adalah doa? Ternyata saya malah mendengar cerita yang mengasikkan dibalik nama Ayam Rekoso. 
Sekilas nampak bahwa kedai ini membidik pangsa anak muda. Hal ini bisa dilihat dari warna-warna cerah dan berani, tulisan-tulisan inspiratif, menu yang akrab di lidah anak muda jaman now serta yang terpenting adalah free wifi. Meski membidik kaum muda, bukan berarti orang tua tidak bisa menikmati kuliner kekinian. Siapa saja bisa ikut mencicip menu yang ditawarkan. 

Sambil menunggu pesanan, saya menyapu sudut ruangan. Tulisan di dinding sebelah kiri meja kasir menarik perhatian: Diskon 10% bagi yang sedang berbuka puasa Senin – Kamis. Sementara tulisan lain berbunyi berbunyi : Anak Yatim Piatu silahkan makan gratis di sini. Konsep berbagi sepertinya menjadi nilai tambah bagi sang pemilik kedai. Di sisi kanan meja tertulis : Utamakan Sholat 5 waktu, dan kepuasan Pelanggan. Saya menyimpulkan bahwa sesibuk apapun urusan kita, jika undangan menuju kemenangan telah dikumandangkan maka waktunya untuk bersujud. 
Di dinding lain terpampang tulisan dalam bahasa Jawa : Sopo Wani Rekoso Bakal Nggayuh Mulyo, yang saya terjemahkan siapa yang berani/ mau bekerja keras akan meraih kehidupan mulia. Dari tulisan ini saya mulai mengerti bahwa kedai ini mengingatkan konsumennya bahwa bekerja keras akan menghasilkan kehidupan yang baik dan berkah. 

Tulisan di dinding seberang pun tertulis dalam bahasa Jawa tak kalah menarik: Witing Tresna Jalaran Saka Kulina, Witing Mulyo Jalaran Saka Rekoso. Kalimat ini saya artikan cinta tumbuh karena terbiasa. Sementara kalimat dibawahnya artinya sekilas sama dengan kalimat di seberang, hidup mulia bisa diraih karena usaha/ kerja keras. Saya pun mulai mengambil kesimpulan bahwa kedai ini pun adalah salah satu ikhtiar atau usaha giat dari sang pemilik untuk meraih kehidupan yang lebih baik. 

Nek Lagi Rekoso, ojo ngersula. Lakonono lan Dungo’o wae seng Luwih Becik, Jika hidupmu sedang susah payah, jangan mengeluh, jalani saja sambil berdoa untuk kehidupan yang lebih baik. 
Duh membaca kalimat ini saya menjadi paham bahwa kehidupan akan makin bertambah berat jika kita banyak mengeluh. Andai pun kita mengeluh, berkeluh kesahlah pada Allah dengan berdoa. InsyaAllah akan meringankan dan mendapat jalan keluar yang baik. Sungguh inspiratif. Sejalan dengan apa yang telah difirmankan dalam Al Quran : Sungguh beserta kesusahan ada kemudahan, sungguh beserta kesusahan ada kemudahan. 

Tulisan paling besar terpampang di depan meja saya. Seluruhnya ditulis dalam bahasa Jawa. Jika konsumen mengerti kata-kata yang ditata membentuk tanda cinta, maka akan lebih mudah memahaminya. 
Sambil berusaha menyelami kata-kata itu, akhirnya pesanan datang. Saya menikmati sajian ayam geprek dan ayam bakar. Rasanya enak, dan porsi mengenyangkan. Dan yang penting seperti salah satu jargonnya : selera bos harga anak kos. Harga terjangkau tapi tidak mengkhianati rasa. 
Karena nyaris semua tulisan di dinding menggunakan bahasa Jawa, maka harga menu yang ditawarkan pun berbahasa Jawa. Ayam bakar madu : 16 ewu, ayam geprek sambal bawang 10 ewu. Unik! 

Dari cerita seorang kenalan ternyata si empunya memang menempuh jalan terjal dan berliku yang disertai usaha keras hingga meraih sukses dengan membuka 3 kedai Ayam Rekoso. Nama Rekoso pun ternyata berasal dari kata Re-kembali, Koso- Yang Kuasa. Kembalikan semua kepada Yang Kuasa. Wah! 
Gagal menikmati soto Lamongan tak jadi soal, sebagai gantinya saya bisa menikmati inspirasi dalam seporsi Ayam Rekoso.